JAKARTA, RABU — Selama 18 hari, mulai tanggal 1 hingga 18 Agustus, sekurangnya setiap dua hari sekali terjadi pembunuhan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Jumlah tersebut belum termasuk pembunuhan yang terjadi di lingkungan penjara dan pembunuhan bayi lewat pengguguran paksa.
Pada tanggal 1-18 bulan ini, Kompas mencatat sekurangnya ada 12 kasus pembunuhan dengan korban 15 orang. Hal serupa juga terjadi pada para bayi yang dibuang di Kali Sunter di tepi Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tepatnya di sebelah SPBU Pertamina di perbatasan antara Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Pemulung sampah plastik di sana, falakh (37), Alim (31), dan Suyoto alias Kopral (37), mengaku sejak awal tahun ini hingga sekarang jumlah mayat bayi yang ditemukan mencapai puluhan. Padahal tahun lalu, jumlahnya hanya mencapai belasan mayat.
Setiap hari
Bila data digabungkan, setiap hari satu nyawa melayang karena dibunuh, baik lewat pengguguran paksa maupun lewat tindak kekerasan lainnya.
Berdasarkan pengamatan Kompas, jumlah pembunuhan di luar pengguguran paksa pada 1-18 Agustus 2008 mencapai angka tertinggi selama lima tahun terakhir pada periode yang sama. Jumlah itu belum termasuk mereka yang dibunuh di lingkungan lembaga pemasyarakatan karena perkelahian sesama tahanan.
Juli lalu, di wilayah hukum Polda Metro Jaya terjadi 11 kasus pembunuhan. Rinciannya, tiga korban tewas masing-masing di Depok, Jakarta Selatan, dan Bekasi. Dua korban tewas di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, serta seorang korban di Jakarta Barat.
Dari 11 kasus, hanya dua kasus yang bermotif ekonomi. Pembunuhan lain terjadi karena hal sepele. Tersangka T (24), misalnya, membunuh pasangan suami-istri Heru (52) dan Tati (40), serta anaknya, Nada Arini (11). Pembantaian itu dilakukan setelah Tati menegur T yang sudah beberapa hari menumpang di rumah korban.
Bayi AA Sinaga juga tewas dibekap tantenya, Mar (17), di Kampung Rawabebek Bendungan, Kota Baru, Bekasi Barat, Sabtu (19/7), karena rewel. Tiga kasus lainnya menyangkut pertengkaran pasangan cinta sejenis, termasuk kasus Ryan (30), di sebuah apartemen di Depok.
Kemarin sore, Polsek Ciledug, Kota Tangerang, menangkap enam pemuda yang diduga mengeroyok Ahmad bin Dahman (56) hingga tewas, Minggu. ”Kami masih memburu seorang pemuda lagi yang diduga ikut mengeroyok,” kata Kepala Polsek Cileduk Ajun Komisaris Agus Widar. Salah satu tersangka adalah pimpinan ormas setempat.
Sebelumnya, budayawan BS Mardiatmadja mengatakan, kasus-kasus ini mencerminkan merapuhnya kepribadian warga karena tekanan struktur eksternal, yaitu struktur ekonomi, politik, dan budaya.
Tekanan struktur ekonomi menyangkut soal persaingan dan tuntutan kerja di tengah menyusutnya peluang kerja dan kenaikan biaya hidup. Tekanan struktur politik menyangkut politik yang tidak stabil. Adapun tekanan struktur budaya menyangkut individualisme dan merosotnya kehidupan komunitas paguyuban.
jadi ngeri nihh PKL di JABODETABEK
:face: